Seringkali kita menilai dan memandang hidup orang lain tampak begitu sempurna, lalu berangan-angan untuk mendambakan hidup yang sama. Lalu kita mulai membanding-bandingkan hidup sendiri dengan kehidupan mereka yang terlihat sempurna itu.
Kita mulai berandai-andai menjadi orang-orang ‘keren’ itu, di saat yang sama menghujat hidup yang dijalani sendiri. Terinspirasi oleh hidup orang lain boleh saja, namun tidak ada alasan untuk terus-terusan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Coba renungkan sedikit kisah berikut ini:
Seekor gajah dan seekor anjing hamil pada saat yang sama. Tiga bulan kemudian anjing melahirkan enam anak anjing. Lalu, enam bulan kemudian anjing itu hamil lagi, dan sembilan bulan berikutnya anjing itu melahirkan selusin anak anjing yang lain. Demikian seterusnya.
Pada bulan kedelapan belas, anjing itu mendekati gajah sambil bertanya, “Apakah kau yakin bahwa kau sedang hamil? Kita hamil pada tanggal yang sama, saya telah melahirkan tiga kali untuk lusinan anak anjing dan sekarang mereka tumbuh menjadi anjing besar. Tetapi kau masih saja hamil. Apa yang sedang terjadi?”
Gajah itu menjawab, “Ada sesuatu yang saya ingin kau mengerti. Apa yang saya bawa bukan anjing tetapi gajah. Saya hanya melahirkan satu bayi gajah dalam dua tahun. Ketika bayi saya menyentuh tanah, bumi akan merasakannya. Ketika bayi saya melintasi jalan, manusia berhenti dan melihat dengan kekaguman, apa yang saya bawa menarik perhatian. Jadi, apa yang saya bawa dalam perut ini perkasa dan besar.”
Jangan kehilangan iman ketika kita melihat orang lain menerima jawaban atas doa-doa mereka. Jangan merasa iri atas kemudahan rizki orang lain. Jika kita belum menerima rizki kita sendiri, jangan merasa putus asa. Berkatalah pada diri sendiri, “Waktu saya akan tiba, dan ketika menyentuh permukaan bumi, orang akan berdecak kagum.”
Setiap orang punya masalah hidup sendiri-sendiri. Kesulitan yang kamu hadapi saat ini, belum tentu orang lain bisa menangani.
Saat problematika mendera, kamu sering bertanya-tanya mengapa kamu harus mengalami ini semua? Lantas kamu pun berandai-andai menjadi dia atau dia, yang hidupnya terlihat sempurna. Kamu terlalu sibuk meratapi nasib, sampai lupa bahwa kamu hebat bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi ini. Garis hidupmu tidak mudah, dan kamu luar biasa bisa bertahan hingga titik ini. Hanya kamu yang bisa menjalani hidupmu. Sementara dia yang menurutmu hebat itu, belum tentu bisa mengatasi saat dihadapkan pada masalah yang sama. Jadi, apa yang perlu membuatmu rendah diri? Setiap dia yang hidup memiliki masalah-masalahnya sendiri.
semoga artikel ini bermanfaat buat pembaca...
sumber : wajibbaca.com