Kepedihan, sakit hati, dan luka mendalam akan sesuatu yang pernah terjadi biasanya meninggalkan kenangan pahit yang sulit diatasi. Berat, dan menyedihkan. Namun apakah kita harus terus melangkah bersama bayang-bayang menyakitkan itu? simak penjelasannya..
Kita semua pernah mengalami kepedihan, pernah tersakiti, pernah mengalami kejadian yang meninggalkan jejak kenangan menyakitkan. Semua orang pernah mengalami sakit hati ini, tanpa terkecuali. Ya, menyedihkan, pasti. Namun pernahkah Anda memikirkan, bahwa hal-hal yang kita lakukan sebetulnya jauh lebih penting daripada rasa sakit itu sendiri?
Bingung? Oke, pertanyaan terpentingnya adalah; mana yang Anda pilih, kembali lagi menjalani hidup dengan lebih hidup, atau mengingat kembali kenangan pahit di masa lalu dan hal-hal yang tak bisa Anda ubah lagi? Sementara refleksi diri sangat berguna, rumination (pengulangan pikiran) atau memikirkan sesuatu tentang diri Anda secara berlebihan justru berbahaya. Setiap kali mengingat hal tersebut, Anda menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu yang Anda lakukan. Memutar adegan yang sama lagi dan lagi akan meningkatkan ketakutan bahwa Anda mengatakan hal yang salah.
Jadi bagaimana cara kita melepaskan diri dari kenangan-kenangan yang menyakitkan dan bangkit kembali? John M. Grohol, Psy.D. dari laman psychcentral memberikan tips-tips nya, seperti yang dikutip keluargasaya:
5 Cara untuk melepaskan diri dari kenangan-kenangan yang menyakitkan
Satu-satunya cara untuk bisa menerima kebahagiaan dan kesenangan baru dalam hidup adalah dengan membuat ruangannya. Jika hati Anda penuh dengan luka dan kesakitan, bagaimana mungkin Anda membukanya untuk sesuatu yang baru?
1. Buat keputusan untuk mampu "melepaskan"
Tidak ada hal yang menghilang dengan sendirinya, begitu saja. Anda harus membuat keputusan dan menjalankan komitmen untuk "melepaskan". Membuat keputusan untuk melepaskan atau mengikhlaskan, berarti Anda selalu punya pilihan lain dalam bersikap, di masa kini, untuk melakukannya. Yakni, untuk berhenti mengulang-ulang pedihnya luka lama, untuk menyudahi cerita detail di kepala Anda, setiap kali Anda bersentuhan dengan bagian dari kenangan itu.
2. Ekspresikan perasaan Anda
Mengekspresikan rasa yang membuat Anda terluka, kepada orang yang bersangkutan secara langsung, atau hanya mengeluarkan uneg-uneg yang mengganjal dalam hati kepada teman, menulis di buku harian, juga surat yang tak akan pernah dikirim. Yang penting, mengeluarkan rasa pedih itu dengan sehat, tak ditahan terlalu lama di dalam hati. Melakukan hal ini, justru membantu Anda untuk mengerti-dengan spesifik- persoalan sebenarnya yang Anda alami, dari sudut pandang yang lebih bijak.
Patut diingat bahwa kita tidak hidup di dunia yang hitam putih. Jadi, meski Anda merasa tidak bertanggung jawab sedikit pun terhadap rasa sakit hati yang kini dialami, percayalah, pasti ada bagian, meski sedikit (atau bahkan banyak) kesalahan Anda di dalam kejadian tersebut. Untuk itu, introspeksi perlu dilakukan.
3. Berhanti menjalankan peran sebagai korban
Menjadi si korban, memang terasa lebih menyenangkan. Namun tahukah Anda? Tidak ada orang yang akan peduli. Ya, perasaan Anda penting. Ya, Anda spesial. Namun jangan sampai merasa, saking pentingnya perasaan Anda, maka tak ada hal lain yang lebih penting.
Dalam setiap kejadian, kita semua pasti punya pilihan----untuk terus kesal pada tindakan orang lain, atau legowo. Andalah yang bertanggung jawab pada kebahagiaan diri sendiri, tak ada kekuatan yang bisa menghalangi. Lalu mengapa Anda membiarkan orang lain, yang menyakiti Anda, di masa lampau, bisa menguasai perasaan Anda sekarang? Tak ada ruminationyang bisa membuat diri Anda jadi lebih baik.
4. Fokus pada masa kini, dan kegembiraan
Anda tak akan pernah bisa mengubah masa lalu, yang bisa Anda lakukan hanya membuat hari ini menjadi hari terbaik dalam hidup Anda. Jika Anda terus fokus pada masa kini, Anda tak lagi punya waktu memikirkan yang terjadi di masa lalu. Jika memori buruk itu tiba-tiba datang, akui saja tak perlu disangkal, lalu melangkah maju. Ingatkan diri, jika kita memenuhi otak dengan perasaan tersakiti, tak akan ada ruang lagi untuk pikiran positif.
5. Maafkanlah mereka, dan diri sendiri
Saat terjebak dalam rasa sakit hati, memaafkan menjadi hal yang amat sulit. Namun ingatlah, memaafkan bukan berarti setuju pada tindakan yang pernah dilakukan orang itu. Anda boleh saja tidak setuju, namun memaafkan tetap harus dilakukan. Tidak perlu juga merasa lemah karena memaafkan.
Sederhananya, memaafkan berarti mampu mengatakan "Saya orang baik, Anda juga. Anda melakukan sesuatu yang menyakiti hati saya. Tetapi saya ingin melangkah maju dan berbahagia ke depannya. Saya tak akan bisa melakukannya jika tidak merelakan, dan memaafkan." Melihat suatu kejadian dari sudut pandang yang lain juga termasuk cara mudah memaafkan. Karena di situ kita bisa menyadari bahwa dalam kejadian pedih itu, ada salah kita di dalamnya. Dan untuk itu, Anda juga harus mampu memaafkan diri sendiri.
Memang sulit. Namun semakin lama kita menahan luka, maka akan semakin sulit melepaskannya. Jadi mari kita semua melepaskan semua luka batin. Lakukan sesuatu yang berbeda, dan sambutlah kebahagiaan yang menyapa kembali dalam kehidupan kita.